Minggu, 21 September 2014

TATA CARA PEMBAYARAN DAN PELAPORAN PPN DAN PPnBM



YANG WAJIB MEMBAYAR/MENYETOR DAN
MELAPOR PPN/PPnBM
1. Pengusaha Kena Pajak (PKP)
2. Pemungut PPN/PPnBM, adalah :
    − Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
    − Bendahara Pemerintah Pusat dan Daerah
    − Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
YANG WAJIB DISETOR
1. Oleh PKP adalah :
    a. PPN yang dihitung sendiri melalui pengkreditan  Pajak Masukan dan Pajak Keluaran. Yang
        disetor  adalah selisih Pajak Masukan dan Pajak Keluaran, bila Pajak Masukan lebih kecil dari
        Pajak Keluaran.
b. PPnBM yang dipungut oleh PKP Pabrikan Barang Kena Pajak (BKP) yang tergolong mewah.
c. PPN/ PPnBM yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam Surat Ketetapan Pajak
    Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), dan Surat
    Tagihan Pajak (STP).
2. Oleh Pemungut PPN/PPnBM adalah PPN/PPnBM yang dipungut oleh Pemungut PPN/ PPnBM.
TEMPAT PEMBAYARAN/PENYETORAN PAJAK
1. Kantor Pos dan Giro
2. Bank Persepsi
SAAT PEMBAYARAN/PENYETORAN PPN/PPnBM
1. PPN dan PPnBM yang dihitung sendiri oleh PKP harus disetor paling lama akhir bulan
    berikutnya setelah Masa Pajak berakhir dan sebelum Surat Pemberitahuan Masa Pajak
    Pertambahan Nilai disampaikan.
2. PPN dan PPnBM yang tercantum dalam SKPKB, SKPKBT, dan STP harus dibayar/ disetor sesuai 
    batas waktu yang tercantum dalam SKPKB, SKPKBT, dan STP tersebut.
3. PPN/PPnBM atas Impor, harus dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran Bea Masuk, dan
    apabila pembayaran Bea Masuk ditunda/ dibebaskan, harus dilunasi pada saat penyelesaian
    dokumen Impor.
4. PPN/PPnBM yang pemungutannya dilakukan oleh:
    a. Bendahara Pemerintah, harus disetor paling lama tanggal 7 (tujuh) bulan berikutnya setelah
        MasaPajak berakhir.
    b. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang memungut PPN dan/atau PPnBM atas Impor, harus
        disetor dalam jangka waktu 1 (satu) hari kerja setelah dilakukan pemungutan pajak.
    c. PPN dan/atau PPnBM pemungutan oleh pejabat penandatangan Surat Perintah Membayar
        sebagai Pemungut PPN harus disetor pada hari yang sama dengan pembayaran kepada PKP
        Rekanan Pemerintah melalui KPPN.
    d. PPN dan/atau PPnBM pemungutan selain bendaharawan harus disetor paling lambat 
        tanggal 15 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir.
5. PPN dari penyerahan tepung terigu oleh Badan Urusan Logistik (BULOG), harus dilunasi sendiri
    oleh PKP sebelum Surat Perintah Pengeluaran Barang (D.O) ditebus.
6. PPN atas Kegiatan Membangun Sendiri harus disetor paling lambat tanggal 15 bulan 
    berikutnya setelah saat terutangnya pajak.
7. PPN atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dan/atau JKP dari luar Daerah Pabean harus disetor
    paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya setelah saat terutangnya pajak.

SAAT PELAPORAN PPN/ PPnBM
1. PPN dan PPnBM yang dihitung sendiri oleh PKP, harus dilaporkan dalam SPT Masa dan
   disampaikan kepada Kantor Pelayanan Pajak setempat paling lama akhir bulan berikutnya
   setelah Masa Pajak berakhir.
2. PPN dan PPnBM yang tercantum dalam SKPKB, SKPKBT, dan STP yang telah dilunasi segera
   dilaporkan ke KPP yang menerbitkan.
3. PPN dan PPnBM yang pemungutannya dilakukan:
    a. Bendahara Pemerintah harus dilaporkan paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa
        Pajak berakhir.
    b. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai atas Impor, harus dilaporkan paling lama akhirbulan
         berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
    c. PPN dan PPnBM pemungutan selain bendaharawan harus dilaporkan paling lambat akhir 
        bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir.
4. Untuk penyerahan tepung terigu oleh BULOG, maka PPN dan PPnBM dihitung sendiri oleh
     PKP, harus dilaporkan dalam SPT Masa dan disampaikan kepada KPP setempat paling lama
     akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
5. PPN atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dan/atau JKP dari luar Daerah Pabean harus
    dilaporkan paling lambat akhir bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir.

SARANA PEMBAYARAN/ PENYETORAN PAJAK
1. Untuk membayar/menyetor PPN dan PPnBM digunakan formulir Surat Setoran Pajak (SSP)
    yang tersedia di Kantor-kantor Pelayanan Pajak dan Kantor-kantor Pelayanan Penyuluhan dan
    Konsultasi Perpajakan (KP2KP) di seluruh Indonesia.
2. Surat Setoran Pajak (SSP) menjadi lengkap dan sah bila jumlah PPN/ PPn BM yang disetorkan
    telah sesuai dengan yang tercantum di dalam Daftar Nominatif Wajib Pajak (DNWP) yang 
    dibuat oleh: Bank penerima pembayaran, Kantor Pos dan Giro, atau Kantor Direktorat Jenderal
    Bea dan Cukai penerima setoran.

Sumber : UU PPN

Tidak ada komentar :

Posting Komentar